Eye of the Tiger
Meskipun saya dan istri bukan pelari profesional, tapi kami sering berlari dari kenyataan.
Area Karet Belakang, jam lima pagi, dan Eye of the Tiger, adalah tempat, waktu, dan lagu favorit saya untuk berlari. Tapi ini dulu. Sebelum Kelana lahir. Sebelum Berlin.
Rekor terjauh saya adalah 10km dalam 1.5 jam.
Tidak pernah lebih jauh dari itu. Selain capek, juga bosen. Sembilan puluh menit lari doang.
Setelah Kelana lahir kami berhenti berlari. Bekerja sekaligus menjadi orang tua pemula cukup melelahkan ternyata.
Tapi di Berlin saya mulai berlari lagi.
Alasan pertama adalah di akhir musim semi ini cuacanya enak sekali untuk berlari. Sudah mulai menghangat. Dan kelembaban sub tropis yang rendah ini membuat tidak gampang capek. Saya yakin Gattuso tidak akan sebadak itu jika bermain di PSS Sleman.
Alasan kedua adalah saya diajak lari estafet oleh teman-teman sekantor.
Berliner Teamstaffel adalah acara lari tahunan yang disponsori oleh PDAMnya Berlin, Berliner Wasserbetriebe. Aturannya adalah 5x5, 5 pelari estafet dan setiap peserta lari sejauh 5km.
Yang seru dari acara ini adalah tempatnya yang berada di tengah taman besar Tiergaten dan sesaji untuk para peserta sebelum dan sesudah berlari adalah: bir dan anggur.
Dan itu yang membuat acara ini menjadi lomba lari terkeren yang pernah saya ikuti.
Tim lari estafet dari kantor untuk Berlin Teamstaffel 2018 cukup beragam: dari Jerman, Venezuela, Rusia, & Indonesia.
Yang paling pelan: saya, 5 km dalam 35 menit, masih mending ga pingsan di jalan.
Rising up straight to the top
Had the guts, got the glory
Went the distance, now I’m not going to stop
Just a man and his will to survive
It’s the eye of the tiger
It’s the thrill of the fight